Laba-laba ini bernama Palpimanus
gibbulus. Ia hidup di daerah negara-negara Mediterania, khususnya di
Spanyol dan Portugal, merayap di bawah batuan dan berjalan perlahan
mengincar laba-laba lain. Bila Anda berencana membunuh sesuatu dan
memakannya, pilihlah yang lebih kecil dari Anda atau yang tidak dapat
melawan, atau keduanya. Jika tidak Anda akan terpaksa berjuang
mati-matian.
Tidak semua predator menggunakan
prinsip ini. Kelelawar telinga panjang gurun pasir dengan senang
memangsa kalajengking berbisa, dan kumbang tanah berani menerkam dan
memangsa katak yang ukuran beberapa kali dirinya sendiri. Itu
mengesankan, namun katak memang bukan predator yang menyeramkan.
Stano Pekar dari Universitas
Masaryk di Brno, Republik Ceko, dan rekan-rekannya ingin mengetahui
bagaimana laba-laba Palpimanus gibbulus berburu. Namun mereka terbukti
sangat sulit dipelajari sehingga mereka harus menggabungkan data dari
spesies kerabatnya, Palpimanus orientalis. Hidup di Israel, P.
orientalis sangat mirip dengan P. gibbulus: mereka hanya dapat dibedakan
lewat organ kelaminnya.
Para ilmuan meletakkan satu laba-laba
ini ke cawan petri, bersama seekor laba-laba mangsa, dan mengamati
apakah Palpimanus dapat menangkapnya. Ternyata mereka dapat menangkap
semuanya dari 29 laba-laba yang ditawarkan ke mereka, dan menangkap
semuanya kecuali satu spesies dalam lebih dari separuh percobaan.
Tidak peduli darimana famili
sang mangsa, tidak peduli ukurannya seberapa besar, Palpimanus sama
senangnya memangsa laba-laba yang ukurannya tiga kali lebih besar atau
dua kali lebih besar darinya.
Dalam sederetan eksperimen, mereka
menyajikan P.gibbulus dengan seekor laba-laba pelompat bernama Cyrba
algerina, yang juga senang memangsa laba-laba lain. Siapa yang menang?
Dalam 90% percobaan, P.gibbulus yang memangsa Cyrba sementara 10%
sisanya mereka sendiri yang dimangsa.
Palpimanus tidaklah cepat, namun
ia seperti siluman, mendekati mangsanya begitu hati-hati sehingga sang
mangsa tidak mampu mendeteksi getaran apapun dari tapak kakinya. Itu
artinya ia dapat mendekat, pada jarak yang dapat menerkam, menangkap
mangsanya dengan kaki depan dan memberikan gigitan berbisa mematikan.
Dalam banyak kasus, laba-laba
mangsa balas menggigit, namun ini sia-sia. Palpimanus memiliki kutikel
(kulit) puluhan mikron tebalnya, lebih dari dua kali tebal kutikel
spesies mangsanya dan mungkin yang paling tebal dalam dunia laba-laba
seukurannya, jadi gigitan dari mangsanya jarang membahayakan.
Selain percobaan dengan Cyrba
algerina, hanya 1 persen dari percobaan dengan spesies mangsa dimana
Palpimanus sendiri yang dibunuh.
Sumber : faktailmiah.com
0 komentar:
Posting Komentar